800 Hektar Sawah Baru di Rejang Lebong: Harapan Baru Petani, Ketahanan Pangan Makin Kuat

zonarafl | 4 May 2025, 07:24 am | 5 views

Posted By Redaksi 

Zona Raflesia.com REJANG LEBONG – Kabar baik datang bagi masyarakat Desa Tanjung Gelang dan sekitarnya. Pemerintah melalui program cetak sawah nasional, tengah menggarap pembukaan lahan pertanian baru seluas 800 hektar di Kabupaten Rejang Lebong. Langkah ini bukan hanya soal memperluas areal tanam, tapi juga membuka harapan baru bagi para petani untuk hidup lebih sejahtera.

Program yang digulirkan pemerintah pusat ini mendapat sokongan penuh dari Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, TNI, dan masyarakat setempat. Seluruh kegiatan ini dibiayai langsung melalui APBN, menandakan betapa seriusnya pemerintah dalam memperkuat sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, Ahmad Syafriansya, menyebut program ini merupakan hasil sinergi lintas sektor yang ditujukan untuk menciptakan lahan produktif baru dan memaksimalkan potensi agraria daerah.

“Pemilihan lokasi dilakukan secara cermat berdasarkan tiga aspek utama: ketersediaan lahan, akses irigasi, dan kesiapan masyarakat. Tujuannya agar program ini tidak hanya selesai di atas kertas, tapi betul-betul memberi manfaat langsung ke petani,” tegas Ahmad saat dikonfirmasi pada Minggu (4/5/2025).

Saat ini program masih berada pada tahap sosialisasi dan perencanaan teknis. Pemerintah daerah menggandeng tim ahli dari Universitas Bengkulu (UNIB) untuk melakukan kajian menyeluruh terhadap kondisi tanah dan potensi pertanian di kawasan tersebut. Tim Survey, Investigasi, dan Desain (SID) UNIB akan memastikan bahwa tanah yang dibuka memang layak tanam dan sesuai dengan karakter tanaman yang direncanakan.

Tanaman utama yang akan dibudidayakan adalah padi, namun ke depan, opsi komoditas lain seperti jagung, kedelai, bahkan hortikultura tetap terbuka lebar, tergantung pada hasil analisis tanah dan kebutuhan pasar.

“Dengan dukungan akademisi, kami yakin tahapan perencanaan akan lebih matang, berbasis data, dan minim risiko,” tambah Ahmad.

Selain untuk mendongkrak produktivitas pangan lokal, program ini juga diharapkan dapat menstabilkan harga hasil tani, membuka lapangan kerja baru, dan meningkatkan pendapatan petani secara berkelanjutan.

Namun demikian, Ahmad tak menutup mata akan tantangan di lapangan. Mulai dari keterbatasan anggaran daerah, kurangnya tenaga terampil, hingga ancaman hama dan penyakit tanaman menjadi potensi masalah yang harus diantisipasi sejak dini. Karena itulah, partisipasi aktif masyarakat menjadi salah satu kunci keberhasilan.

“Kami ingin masyarakat ikut mengawal, berpartisipasi, dan menjaga lahan ini nantinya. Karena jika berhasil, sawah ini bukan hanya menjadi sumber pangan, tapi sumber kehidupan baru bagi banyak keluarga,” pungkasnya.

Jika terealisasi sesuai rencana, cetak sawah baru ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Provinsi Bengkulu dan diharapkan menjadi percontohan nasional dalam pengembangan kawasan pertanian terpadu berbasis potensi lokal.

 

Berita Terkait